Review Film: Parasite (2019)

Review Film: Parasite (2019)

Oleh Muhamad Rizky Avila (Sosiologi 2021)



Industri film Korea telah banyak menelurkan karya-karya terbaiknya di kancah global. Pada 2019, sutradara kondang Bong Joon-ho berhasil memberikan hadiah menyambut 100 tahun perfilman Korea. Diraihnya piala Palme D’Or Festival Cannes 2019 dan title ‘Best Picture’ di ajang Oscar 2020, Parasite membuat Joon-ho seakan menegaskan kualitas film asal Negeri Ginseng kepada dunia.

Bukan tanpa alasan Parasite sukses meraih penghargaan tersebut, bahkan banyak yang memasukkannya ke dalam jajaran film terbaik sepanjang masa oleh banyak kritikus dan penikmat film. Film dengan rating IMDb 8,5/10 ini mengemas dan memproyeksikan dengan sangat baik sebuah kenyataan sosial yang sangat dekat dengan masyarakat. 

Film fenomenal besutan Bong Joon-ho ini menceritakan tentang dua keluarga dari latar belakang sosial yang saling bertolak belakang. Keluarga Kim merupakan keluarga yang hidup secara sederhana dan mengupayakan segala hal untuk sekedar bertahan hidup. Sementara itu, terdapat keluarga Park yang kaya raya dan lebih sejahtera.

Kontras Visual antara Si Kaya dan Si Miskin

Dari adegan pembuka, Joon-ho membuat perbedaan yang mencolok antara kasta sosial yang tidak setara dari para karakter (dua keluarga). Kim Ki-taek (Song Kang-ho), beserta anggota keluarganya adalah pengangguran. Mereka hidup di bawah garis kemiskinan dengan rumah bawah tanah yang kumuh. Mereka rela bekerja jadi apa saja meski sekedar melipat kardus pizza. Mereka juga seakan pasrah layaknya bakal hidup miskin dan melarat selamanya.

Di tengah surutnya keuangan keluarga, anak lelaki keluarga Kim, Ki-woo (Choi Woo-sik) ditawari menjadi guru les bahasa Inggris oleh seorang rekan lamanya, Min-hyuk (Park Seo-joon), untuk sebuah keluarga kaya raya. Bak mendapat tiket lotre dan melihat peluang yang bagus, Kim lantas mengajak seluruh anggota keluarganya untuk bekerja di keluarga Park (Lee Sun-kyun) dan sepakat untuk tidak saling mengenal satu sama lain.

Semua anggota keluarga Kim akhirnya berhasil menyusup ke rumah keluarga Park dengan pekerjaan yang beragam, seperti sebagai asisten rumah tangga, sopir, hingga guru les. Melihat mewahnya harta dan fasilitas yang dimiliki keluarga Park, singkat cerita, mereka sekeluarga pun bersekongkol dan membuat skenario untuk mendapatkan keuntungan materi dari bekerja dengan keluarga Park.

Konflik menegangkan dimulai kala keluarga Park sedang pergi sehari semalam untuk berkemah dalam rangka merayakan ulang tahun Da-song (Jung Hyeon-jun). Namun, mereka akhirnya membatalkan rencana tersebut karena terhalang hujan yang sangat deras dan beralih untuk kembali pulang ke rumah. Batalnya rencana tersebut lantas membuat kalang kabut keluarga Kim. Pasalnya mereka sedang berpesta pora menikmati segala fasilitas mewah di rumah keluarga Kim. Setelah itu, konflik-konflik dan ketegangan lainnya pun mengikuti di sepanjang film ini.

Isu Kesenjangan Sosial di Korea Selatan

Sepertinya sudah menjadi rahasia umum kalau Korea Selatan adalah sebuah negara Asia Timur yang cukup banyak terdapat kesenjangan maupun perbedaan-perbedaan sosial lainnya yang kerap menjadi kontras diantara masyarakatnya.

Parasite menggambarkan dengan baik perihal kesenjangan sosial di Negeri Ginseng. Ada banyak simbol tentang perbedaan kelas sosial si kaya dengan si miskin di film ini. Dibalut dengan narasi ciamik dan komedi satir, Bong Joon-ho membalut Parasite menjadi gambaran metamorfosis kapitalisme, seperti laju perekonomian yang tiarap dan kesenjangan kelas teramat jauh yang sempat jadi isu nasional Korea Selatan tahun 1948-1960.

Kesenjangan sosial divisualisasikan baik yang tampak maupun abstrak (tersirat). Dalam film ini, kata ‘Parasite’ dipilih sebagai tajuk yang mengandung makna keluarga miskin yang menyusup, tumbuh dan “menghisap” sumber daya keluarga kaya. Adapun keluarga kaya adalah golongan yang dikodratkan terpisah secara sosial dengan mereka yang miskin. Film Parasite seolah ingin menyampaikan bahwa golongan miskin di belahan dunia manapun rela melakukan segala cara untuk mendapatkan kesejahteraan atau bahkan status yang setara dalam rangka memperjuangkan kehidupan yang layak.

Pemeran/Aktor

  • Song Kang-ho sebagai Kim Ki-taek (ayah keluarga Kim)

  • Lee Sun-kyun sebagai Park Dong-ik (ayah keluarga Park)

  • Cho Yeo-jeong sebagai Choi Yeon-gyo (ibu keluarga Park)

  • Choi Woo-sik sebagai Kim Ki-Woo (anak lelaki keluarga Kim, pemeran guru les)

  • Park So-dam sebagai Kim Ki-jung (anak perempuan keluarga Kim)

  • Jang Hye-jin sebagai Chung-sook (ibu keluarga Kim, pemeran asisten rumah tangga)

  • Jung Hyeon-jun sebagai Park Da-song (anak keluarga Park yang berulang tahun)

  • Park Seo-joon sebagai Min-hyuk (rekan Ki-woo yang menawari pekerjaan)

Komentar