So What: Kritik Bima Lampung dalam Kerangka Teori Strukturasi-Agensi Anthony Giddens


Gambaran Umum

Pada tanggal 7 April 2023 lalu, media sosial Indonesia sempat dihebohkan dengan sebuah kasus menarik dari sebuah video TikTok dengan akun @awbimaxreborn milik pemuda, pelajar sekaligus tiktoker yang bernama Bima Yudho Nugroho (Bima). Video berdurasi 3 menit 28 detik tersebut berisi kritik pedas sekaligus kekecewaan terhadap kondisi Provinsi Lampung yang tidak mengalami kemajuan. TikToker sekaligus pelajar asal Lampung yang tengah menempuh pendidikan di Australia itu setidaknya menyoroti empat hal utama yang disampaikan dalam videonya. Mulai dari kondisi infrastruktur Lampung yang terbatas, sistem pendidikan yang ia rasa banyak kecurangan di dalamnya, lemahnya tata kelola dan birokrasi pemerintahan, dan Provinsi Lampung yang dia anggap terlalu bergantung pada sektor pertanian.

Penyebab Viral

Beberapa waktu setelah video tersebut diunggah dan kemudian menjadi perhatian warganet, lalu pada 13 April 2023, Bima dilaporkan ke Polda Lampung terkait dugaan pelanggaran UU ITE oleh Gindha Ansori Wayka. Hal ini tentu semakin menarik perhatian publik, bagaimana tidak, kritik dari pemuda bangsa malah dianggap sebagai sebuah tindakan kriminal. Namun Gindha sebagai seorang pengacara menegaskan, ia bukan mempersoalkan isi kritikannya melainkan penggunaan diksi dan kalimat dalam video Bima yang dianggapnya ujaran kebencian. Dalam video yang diunggahnya Bima memang mengatakan beberapa kata yang sebenarnya mengandung makna kias namun dianggap mengujar kebencian.

Setelah dilaporkan dan mendapat ancaman, Bima justru dibanjiri dukungan dari para warganet. Seketika slogan "Stand For Bima" menggaung di sosial media. Bukan hanya dari kalangan tiktokers dan selebgram, beberapa artis tanah air pun ikut menyuarakan dukungan untuk Bima. Di media sosial, warganet menyebut kritik yang disampaikan Bima sesuai dengan fakta dan data. Bima juga mendapat atensi dari salah seorang anggota DPR RI Dapil 1 Lampung yang menilai bahwa apa yang dikatakan Bima adalah bentuk masukan kepada pemerintah Lampung. Saking banyaknya dukungan, nama Bima trending topic di Twitter. Selain itu, terpantau juga keyword Lampung juga ikut bertengger di trending topic Twitter.

Di media sosial, sejumlah video yang memperlihatkan perbaikan jalan di beberapa wilayah di Lampung. Sejumlah pihak menyebut hal itu terjadi karena "Bima Effect". Tagar "Bima Effect" ini juga sempat muncul di beberapa unggahan video akun tiktok dan instagram yang melakukan repost video tersebut.

“Bima Effect”

Dampak positif
  • Kritik yang disampaikan Bima bisa menjadi wacana baru bagi pemerintah untuk bisa mengoptimalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kerap kali tidak tepat guna dan tepat sasaran. Harapannya, pemerintah dapat menganggarkan porsi APBD yang lebih besar untuk infrastruktur.
  • Pemerintah Lampung langsung mengambil tindakan untuk memperbaiki jalan yang rusak, sekaligus memantik pemerintah daerah lain untuk melakukan tindakan serupa.
  • Netizen atau pengguna media sosial Indonesia menjadi lebih perhatian terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di daerahnya masing-masing untuk berani mengkritik pemerintahnya atas dasar keberanian dari seorang generasi muda.
Dampak negatif
  • Bima dan juga orang tuanya mendapatkan ancaman penjara dan juga harus berhadapan dengan penegak hukum. Kemudian, Bima juga dilaporkan ke Polda Lampung terkait tindakan pelanggaran Undang-Undang Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik (UU ITE) karena konten yang berisi kritikan itu viral di sosial media.
Kaitannya dengan Teori

Melalui kasus tersebut, adanya pengaruh dari tokoh TikToker Bima, melalui kritikya terhadap kondisi jalan di Lampung yang viral kemudian mendapatkan respon dari pemerintah untuk melakukan perbaikan jalan. Kasus tersebut dapat ditelaah melalui teori "Strukturasi Agensi Giddens". Pada kasus TikToker Bima, adanya stuktur sosial mengambarkan relasi yang saling memengaruhi antara agen dan struktur.

Melalui tindakan yang dilakukan oleh TikToker bima, dalam vidio kritiknya yang viral dan mendapatkan banyak respon dari berbagai pihak, seakan menyebutkan realita sosial kondisi jalan di Lampung. Video kritik Bima juga akhirnya mendorong masyarakat Lampung untuk memposting mengenai kondisi jalan disana yang rusak parah. Adanya “agen” (Bima) memonitor pemikiran dan aktivitas orang-orang mengenai kondisi jalan di lampung. Agen menjadikan kondisi-kondisi struktural dimana tindakan manusia diwujudkan (Jones, 2010). Dalam kata lain, apa pun yang telah terjadi, takkan terjadi struktur seandainya individu tidak ikut mencampurinya (Giddens, 2011). Tindakan agen melalui videonya yang viral tersebut, kemudian mendorong pemerintah untuk melakukan perbaikan jalan.

Pandangan Dosen (Dr. Sulyana Dadan, S.Sos., M.A.)

“Kasus Bima yang mengkritik pemerintah terhadap infrastruktur di sana (Lampung), merupakan kritik yang menyadarkan semua orang bahwa masyarakat, yang notabenenya adalah pembayar pajak, harus mengetahui kondisi infrastruktur yang menjadi hak mereka. Bima mencoba melakukan kritik lewat media karena mungkin bila lewat mekanisme formal atau sistematis, ia sadar bahwa laporannya akan memakan waktu lama atau bahkan tidak akan ditindaklanjuti. Dapat dikatakan Bima menempuh jalur media sosial sebagai alternatif karena melihat dinamika dan effect yang dapat ditimbulkan oleh kekuatan media sosial. Hanya saja, saat ini kita bisa lihat bahwa pemerintah seolah-olah takut jika sesuatu (kritik) itu menjadi viral. Bukannya takut warganya akan kecelakaan dan sebagainya karena kondisi jalan yang rusak, tetapi justru takut kalau ada kekurangan di wilayah pemerintahannya lalu se-Indonesia menjadi tahu.

Bila dilihat dari kacamata kritik sosial, apa yang dilakukan Bima adalah upaya membangun kesadaran sosial bahwa mereka terbelenggu oleh sesuatu dan harus sadar akan hal tersebut. Seperti contoh pada era abad ke-20 dulu, yang dikritik adalah kapitalisme dengan berbagai produknya. Namun saat ini, yang membelenggu adalah pemerintah dengan pembangunan itu sendiri yang ternyata tidak bisa membebaskan orang untuk menyuarakan aspirasinya secara formal dan sistematis, sehingga ia membangun kritik itu melalui media sosial.

Mengapa media sosial dinilai berhasil? Karena media sosial mampu menjangkau masyarakat luas dan juga para pejabat pemerintahan. Jika dilihat dari segi relasi, Bima sebagai agen ketika menyampaikan kritik, ia bukanlah sebatas orang yang “asal bunyi”, melainkan ia telah memperhatikan dari berbagai keluhan yang serupa dari masyarakat (struktur) juga, sehingga ia berani untuk menyuarakannya karena keresahan bersama. Apa yang dikatakan oleh Bima, walaupun ia hanya satu orang saja namun dapat mewakili suara orang banyak.”


Referensi

Ariska, P. M. (2023). TikTokers Bima Banjir Dukungan Artis, Stand For Bima Ramai di Sosmed Pasca Kritik Lampung Viral. Diakses dari https://palembang.tribunnews.com/2023/04/15/tiktokers-bima-banjir-dukungan-artis-stand-for-bima-ramai-di-sosmed-pasca-kritik-lampung-viral.

CNN Indonesia. (2023). Buntut Kritik Lampung, Tiktoker Bima Berhadapan dengan Hukum. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230416090734-12-938339/buntut-kritik-lampung-tiktoker-bima-berhadapan-dengan-hukum.

Kompas.com. (2023). Kronologi TikToker Bima Dipolisikan Usai Bikin Video "Alasan Kenapa Lampung Gak Maju-maju". Diakses dari https://regional.kompas.com/read/2023/04/17/224347478/kronologi-tiktokter-bima-dipolisikan-usai-bikin-video-alasan-kenapa-lampung?page=all.

Nariswari, V. A. (2023). Manis Pahit Dampak Kritikan Bima: Keluarga Diusik, Jalan di Pringsewu Lampung Langsung Diaspal. Diakses dari https://www.suara.com/news/2023/04/17/145426/manis-pahit-dampak-kritikan-bima-keluarga-diusik-jalan-di-pringsewu-lampung-langsung-diaspal.

Oktavia, V. (2023). Kritik Bima dan Kepedulian Generasi Z pada Pembangunan. Diakses dari https://www.kompas.id/baca/nusantara/2023/04/17/kritik-bima-dan-kepedulian-generasi-z-pada-pembangunan.

••••••••••••••••••
KBMS 2023
Pengembangan Intelektual
Kabinet Bhinaraksa Satyatama
#SoWhatSos #SoWhat_BimaLampung

Komentar