Generasi Muda sebagai Warisan Budaya yang Hidup: Peran Aktif dalam Mempertahankan Identitas Budaya


Konservasi budaya bertujuan dalam memastikan warisan budaya untuk tetap ada, dikenal, dan dipahami oleh generasi mendatang. Indonesia sebagai negara yang memiliki kekayaan budaya yang beragam, harus senantiasa mempertahankan eksistensi budaya serta nilai-nilai tradisional yang melekat dalam masyarakatnya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga nilai-nilai budaya yang ada di Indonesia yakni dengan melakukan konservasi kebudayaan bagi generasi muda. Konservasi budaya sebagai usaha untuk melestarikan dan menjaga berbagai aspek budaya suatu bangsa atau masyarakat meliputi nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang (Prayogi & Danial, 2016).

Keterlibatan generasi muda dalam pelestarian budaya, diperlukan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai budaya di tengah perkembangan zaman, modernisasi, dan globalisasi. generasi muda perlu mengenal kesenian dan kebudayaan Indonesia yang beragam, serta turut serta dalam usaha untuk melestarikan kesenian lokal. Namun, Akibat modernisasi dan globalisasi yang berjalan dengan cepat, budaya yang sebelumnya dianggap sebagai warisan budaya terlihat mengalami perubahan arah. Kemudahan teknologi, media massa, menjadi tempat interaksi budaya yang menghasilkan kesadaran dan pengetahuan tentang nilai-nilai budaya yang berbeda. Masuknya nilai-nilai atau budaya-budaya luar dapat menjadi ancaman terhadap budaya asli yang menggambarkan lokalitas khas daerah (Permadi, 2020). Banyaknya pengaruh budaya asing yang masuk, menyebabkan kecenderungan generasi muda sekarang lebih bangga dengan dan meniru budaya asing (Islamiah, 2015). Lemahnya peran generasi muda dalam menjaga dan Mempertahankan Kebudayaan lokal bisa dilihat dari trend gaya hidup yang modern kebarat baratan (Mayasari & Regina, 2023). Tentu ini merupakan tantangan bagi generasi muda dalam menyikapi budaya asing yang masuk ke Indonesia. Dengan begitu, melalui peningkatan jiwa kepedulian terhadap kebudayaan lokal, akan memunculkan rasa kebersamaan yang kokoh dan tidak dapat tergoyahkan.

Identitas budaya merupakan konsep yang kompleks dan melibatkan warisan budaya, tradisi, bahasa, nilai-nilai, dan praktik-praktik yang membedakan suatu kelompok masyarakat dari yang lain. Identitas budaya bukan hanya mencerminkan aspek sejarah dan kekhasan suatu komunitas, tetapi juga mempengaruhi bagaimana individu dalam kelompok tersebut melihat diri mereka sendiri dan berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Generasi muda memainkan peran penting sebagai pewaris dan pembentuk identitas budaya melalui partisipasi aktif dalam kegiatan budaya seperti seni, musik, tarian, dan tradisi (Bhattacharyya, 2017).

Pembahasan

Globalisasi mendorong konektivitas global, dalam memfasilitasi penyebaran budaya asing. Penyebaran budaya melalui media massa, secara sosiologis berkaitan dengan budaya yang sedang populer atau dikenal sebagai budaya pop (Ri’aeni, 2019). Dewasa ini, kebudayaan yang populer dikalangan anak muda yaitu kebudayaan Korea Selatan terutama K-Pop. Tidak dapat dipungkiri kepopuleran K-Pop saat ini sangat kuat di kalangan generasi muda (Pramadya & Oktaviani, 2016). Budaya K-Pop Sendiri mulai merambah ke Indonesia sekitar tahun 2012, dimana pada saat itu K-Pop Sedang berada pada masa kejayaan (Sally Maghfirah et al., 2022). K-Pop juga telah mempengaruhi pemikiran-pemikiran dengan adopsi identitas budaya Korea dan perilaku yang cenderung Korea sentris (Valenciana & Pudjibudojo, 2022).

K-Pop atau Korean Pop, telah menjadi fenomena global dalam industri musik dengan popularitas yang meningkat pesat di berbagai belahan dunia. Perkembangan ini telah mempengaruhi identitas budaya lokal dan menciptakan perubahan dalam konteks identitas budaya. Kepopuleran K-Pop, sangat kuat di kalangan generasi muda berkaitan dengan pengaruh tren mulai dari musik, mode, hingga gaya hidup. Popularitas K-Pop dapat mengalihkan minat generasi muda dari budaya lokal. K-Pop juga dapat mengubah nilai-nilai dan identitas generasi muda. Adanya penurunan  minat  terhadap  budaya  lokal  dan  tradisi  karena popularitas yang meluas dari K-Pop merupakan salah satu tantangan yang dihadapi generasi muda. Generasi muda dihadapkan pada tantangan dalam menjaga keseimbangan antara apresiasi terhadap K-Pop dan pemeliharaan identitas budaya lokal yang unik. (Tumanggor & Ridho, 2010). Upaya yang dapat dilakukan oleh generasi muda meliputi partisipasi aktif dalam kegiatan budaya lokal, pendidikan tentang warisan budaya, dan kesadaran akan pentingnya melestarikan tradisi (Suparno, Geri.A, 2018). Namun popularitas K-Pop yang meluas membuat generasi muda harus menghadapi tantangan dalam mempertahankan identitas budayanya.

Generasi muda memainkan peran yang penting dalam mempertahankan dan menghidupkan identitas budaya di tengah dominasi K-Pop. Melalui upaya kolaboratif dan kesadaran akan pentingnya identitas budaya, generasi muda dapat memainkan peran yang aktif dalam menjaga dan memperkuat warisan budaya lokal. Generasi muda sebagai pelaku utama dalam mempraktikkan tradisi, melestarikan bahasa dan dialek, memelihara kesenian tradisional, dan menjaga nilai-nilai budaya yang menjadi ciri khas (Swari et al., 2022). Melalui kreativitas dan inovasi mereka, generasi muda memperkaya dan memperbaharui warisan budaya yang telah mereka terima.

Untuk melestarikan budaya, generasi muda dapat mencoba menggabungkan elemen budaya lokal dengan tren K-Pop. Generasi muda dapat menyelaraskan pengaruh K-pop dengan budaya lokal dengan mencoba menggabungkan elemen- elemen K-pop dengan budaya lokal. Seperti menggabungkan musik dan tarian tradisional dan kontemporer dengan gerakan K-Pop, atau merancang busana yang menggabungkan elemen tradisional dengan gaya K-Pop. Dengan cara ini, di tengah arus budaya K-Pop, generasi muda dapat memperkuat dan memperbaharui warisan budaya mereka sambil mengikuti tren budaya yang sedang populer.Dengan memainkan peran aktif dalam melestarikan tradisi dan kearifan lokal, mereka dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga keberagaman dan kelangsungan budaya mereka sendiri.

Kesimpulan

Di dalam era dominasi K-Pop dan globalisasi, perubahan dalam identitas budaya lokal tidak dapat dihindari. Generasi muda memiliki peran penting dalam mempertahankan identitas budaya melalui pemeliharaan tradisi dan partisipasi aktif dalam kegiatan budaya lokal. Melalui partisipasi aktif, kolaborasi, dan inovasi, generasi muda dapat melestarikan tradisi dan kearifan lokal.

Generasi muda dapat mengambil langkah-langkah konkret dalam menjaga keseimbangan antara budaya lokal dan K-pop. Generasi muda dapat menjaga keseimbangan ini dengan menghargai dan mempelajari budaya lokal mereka, menyelaraskan pengaruh K-pop dengan budaya lokal, menjadi agen perubahan positif, dan menciptakan kolaborasi budaya. Hal ini dilakukan sebagai jembatan antara budaya lokal dan K-pop, yang dapat menciptakan harmoni budaya yang dinamis dan menghasilkan sesuatu yang baru dan menarik. Generasi muda dapat mempertahankan identitas budaya mereka sambil tetap terbuka terhadap pengaruh global seperti K-pop. Penting bagi generasi muda untuk menghormati dan mengapresiasi kedua budaya untuk tetap menjaga dan memperkuat nilai-nilai budaya lokal mereka.

Dengan melakukan ini, mereka dapat menghadapi dominasi budaya K-Pop dengan memperkuat dan mempromosikan identitas budaya mereka sendiri. Dterciptanya keseimbangan antara apresiasi terhadap budaya asing seperti K-Pop dan pemeliharaan identitas budaya lokal yang kaya dan beragam. Dengan upaya yang tepat, generasi muda dapat memainkan peran aktif dalam membentuk identitas budaya yang berkelanjutan.

Untuk melestarikan budaya, generasi muda dapat mencoba menggabungkan elemen budaya lokal dengan tren K-Pop. Generasi muda dapat menyelaraskan pengaruh K-pop dengan budaya lokal dengan mencoba menggabungkan elemen- elemen K-pop dengan budaya lokal.

Daftar Pustaka

Bhattacharyya, S. C. (2017). Routledge Handbook of Energy in Asia. In Routledge Handbook of Energy in Asia. https://doi.org/10.4324/9781315656977. 

Islamiah, N. (2015). Dampak Negatif Budaya Asing pada Gaya Hidup Remaja kota Makassar. E-Jurnal Dakwah Komunikasi UIN Alaudin Makasar, 1–97.

Mayasari, D., & Regina, D. B. (2023). Peranan Seni Budaya di Sekolah pada Masa Milenial. 4, 242–250.

Permadi, A. (2020). Peranan Generasi Milenial Dalam Melestarikan Budaya Melalui Informasi Digital (The Role of Millennial Generation in Sustaining Culture Through Digital Information). SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.3621870. 

Pramadya, T. P., & Oktaviani, J. (2016). Hallyu (Korean Wave) as Part of South Koreas Cultural Diplomacy and Its Impact on Cultural Hybridity in Indonesia. Jurnal Dinamika Global, 1(01), 87–116. https://doi.org/10.36859/jdg.v1i01.16. 

Prayogi, R., & Danial, E. (2016). Pergeseran Nilai-Nilai Budaya Pada Suku Bonai Sebagai Civic Culture Di Kecamatan Bonai Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. Humanika, 23(1). https://doi.org/10.14710/humanika.v23i1.11764. 

Ri’aeni, I. (2019). Pengaruh Budaya Korea (K-Pop) Terhadap Remaja Di Kota Cirebon. In Communications (Vol. 1, Issue 1, pp. 1–25). https://doi.org/10.21009/communications.1.1.1. 

Sally Maghfirah, A., Anggrainika, V., & Dian Sari Br Sinaga, Y. (2022). Pengaruh Budaya K-Pop Terhadap Kehidupan Mahasiswa Universitas Diponegoro. Jurnal Indonesia Sosial Teknologi, 3(02), 250–258. https://doi.org/10.36418/jist.v3i2.346 

Suparno, Geri.A, D. (2018). Mempertahankan Eksistensi Budaya Lokal Nusantara Ditengah Arus Globalisasi Melalui Pelestarian Tradisi Gawai Dayak Sintang. Pendidikan Kewarganegaraan, 3(1), 43–56. http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/PEKAN/article/view/144/14 

Swari, N. P. A. P., Mirayanti, N. K., Swandewi, N. P. A., & Widnyana, I. W. (2022). Peran Generasi Muda Dalam Mempertahankan Seni Dan Budaya Bangsa Ni. Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Teknologi Informasi Akuntansi, 3(1), 458– 470.

Tumanggor, R., & Ridho, K. (2010). Ilmu sosial & budaya dasar. Kencana. Valenciana, C., & Pudjibudojo, J. K. K. (2022). Korean Wave; Fenomena Budaya

Pop Korea pada Remaja Milenial di Indonesia. Jurnal Diversita, 8(2), 205–214. https://doi.org/10.31289/diversita.v8i2.6989 


*) Penulis adalah mahasiswi Sosiologi tahun angkatan 2021.
----------
KBMS 2023
Pengembangan Intelektual
Kabinet Bhinaraksa Satyatama

Komentar