Merawat Ingatan Supaya tidak Terjadi Kedua Kali



Oleh : Kekal Mulyana ( F1A017056)

September adalah bulan yang dikenang dengan suatu peristiwa besar yang kelam bahkan belum bisa dikubur dalam memori. Peristiwa yang menggambarkan kekejian suatu kelompok dengan kepentinganya dengan cara yang anarkis. Peristiwa yang memberika luka yang masih membekas di ingatan sampai sekarang. Peristiwa yang sampai sekarang diperingati setiap tahun untuk merawat ingatan masyarakat bukan untuk balas dendam tapi untuk yang menjaga kejadian yang sama tidak terulang lagi.

Tepatnya tanggal 30 September 1965. Terjadi pemberontakan atau penghianatan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia, yaitu dengan cara pembunuhan kepada ketujuh perwira tinggi militer dengan usaha kudeta terhadap pemerintahan. Latar belakang partai komunis yang berideologi komunis yang pada saat itu diberi sokongan oleh Presiden Soekarano dengan tujuan pada zaman pasca kemerdekaan adalah menegakan ideologi komunis untuk dasar negara. Tetapi melalui sidang BPUPKI yang sudah disekapati bahwa Pancasila adalah Ideologi bangsa Indonesia, oleh karena jalan satu-satunya terjun ke dunia politik untuk melancarkan tujuan partai tersebut.

Berbicara PKI yang sudah menjadi sejarah tentunya tidak lepas dari kejadian 30 September 1960 yang bahkan tempat peristiwanya dibuat Monumen Lubang Buaya untuk menjadi monument pegingat sejarah. Bahkan peristiwa yang sampai difilmkan pada masa orde baru walaupun masih diragukan atas kebenaran fakta dalam film Pemberontakan G30S/PKI dan sampai sekarang masih ditayang pada tanggal 30 september secara serentak di Indonesia.

Secara singkat kronologi terjadinya gerakan 30 september  tersebut diawali mengecam kabinet pemerintahan saat itu dan tentara. Kemudian melakukan pengumpulan kekuatan melalui pengrekrutan masa sebanyak-banyaknya untuk bergabung dengan PKI. Kemudian dari tahun ke tahun semakin masif untuk dan mendesak rezim untuk mendapat kekuasaan yang lebih besar. Pada bulan Agustus 1960 pemerintah membubarkan masyumi dan Partai Sosialis Indonesia yang menjadi pesaing PKI, kemudian tiga tahun setelahnya tepatnya 1963 mulai menduduki kabinet dan mengkritik mentri-mentri yang berbeda pandangan politik.

G30 S/PKI yang tujuan utamanya adalah menurunkan pemerintahan agar dapat mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Kecurigaan masyarakat muncul saat keluar Dekrit presiden dengan PKI yang berdiri kokoh dibelakang, memberikan dukungan penuh. Soekarno memperkuat tangan angkatan senjata dengan mengangkat para jendral Militer penting dan Soekarno menjalankan sistem demokrasi terpimpin, dimana sistem demokrasi seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara (Presiden). Hal ini disambut baik oleh PKI dan mempunyai klaim persekutuan yang sama yaitu Nasionalis, Agama, dan Komunis yang disebut NASAKOM. Namun disayangkan keadaan pada masa dekomrasi terpimpin ini di kolaborasi pimpinan PKI dengan kaum-kaum borjue Indonesia yang gagal menekan gerakan independen buruh tani yang memunculkan banyak permasalah di berbgagai aspek kehidupan, yaitu sosial, ekonomi, dan politik.

Gerakan untuk mengkudeta pemerintahan dimulai dari 1 September 1965 dengan mengincar ke-7 jendral yang semuanya anggota staff tentara, diantaranya yaitu Ahmad Yani, M.T Haryono, D.I Panjaitan, Soeprapto, S.Parman, Sutoyo, dan Taget utamanya adalah Jendral Abdul Nasution. Incaran PKI tersebut dibunuh dan beberapa yang masih hidup dibawa ke lubang buaya dan dibunuh dengan keji. Tentunya situasi menjadi memuncak pada waktu itu dan para PKI bersikeras bahwa gerakanya didukung oleh Central Intellegence of America (CIA) yang bertujuan menurunkan Soekarno dari posisinya.

Kemudian terdengar ada pemberontakan/penghiatan oleh PKI, Soeharto (tokoh politik saat itu) mengambil langkah cepat mengambil alih komando Angkatan Darat dan melakukan pengondisian dan berhasil membujuk kudeta untuk menyerah. Pasukan yang dipimpin oleh soeharto berhasil mengambil alih kontrol atas semua fasilitas yang sebelumnya sempat direbut oleh gerakan 30 September.

Peristiwa yang membuat luka yang dalam terutama dalam bangsa ini dengan adanya penghiatan tentunya menjadi sebuah pembelajaran yang berharga baik untuk pemerintahan dan masyarakat. Maka dari itu selalu dikenang kejadian G30 S/PKI dan ketujuh jendral yang dibunuh menjadi mati sangat terhormat. Dan masyarakat Indonesia tentunya harus tetap merawat ingatan untuk belajar dari masa lalu buat menopang bangsa untuk masa yang akan datang.


Referensi:

Subekti, Rashid. 2015. "Beginilah Sejarah Singkat G30S PKI yang Sebenarnya". https://pojoksatu.id/news/2015/09/30/beginilah-sejarah-singkat-g30s-pki-yang-sebenarnya.

Suparjan, Edy. 2015. Peristiwa G30S sebagai Isu Kontroversial pada Mata Pelajaran Sejarah0di SMA Kota Bima. Jurnal Vol 1.



Komentar