Peran dan Posisi Perempuan Indonesia Seiring Perkembangan Zaman



Oleh: Jendrison Lumban Gaol (Sosiologi 2018)

Perempuan adalah manusia berjenis kelamin betina. Berbeda dari wanita, istilah "perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih anak-anak. Awal hadirnya perempuan yaitu kehadiran hawa, yang diciptakan untuk menemani Adam menjalani perintah Tuhan di dunia ini. Pada cerita Adam dan Hawa pertama kali diturunkan ke bumi, perempuan sudah dimaknai sebagai biang masalah. Diceritakan bahwa Hawa merupakan penyebab mereka turun ke dunia, Di karenakan Hawa tergoda bujuk rayu setan yang menyuruhnya untuk mengambil buah kuldi (buah yang dilarang untuk dimakan). Hawa dan Adam yang memakannya langsung diperintahkan untuk turun ke dunia. Cerita inilah yang menjadi salah satu wacana yang selalu dibicarakan terkait dengan perempuan biang keladinya masalah (Wikipedia).

Walaupun sama-sama ciptaan Tuhan paling sempurna, perempuan selalu dianggap sebagai manusia yang lemah. Perempuan pada zaman dahulu dianggap hanya mampu menyelesaikan pekerjaan domestiknya sebagai ibu rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyetrika, menjaga kebersihan, kerapihan rumah, membimbing anak-anak belajar, dan sebagainya. Pekerjaan domestik berat tersebut dilakukan bersama-sama dengan fungsi reproduksi, haid, hamil, melahirkan, menyusui. Ada pula perempuan yang melanjutkan untuk bekerja namun tidak boleh jauh dari orang tuanya, karena perempuan dianggap lemah lembut baik secara fisik maupun psikis, dikhawatirkan tidak mampu menjaga dirinya dengan baik.

Pemikiran maupun anggapan tersebut terjadi secara turun temurun diwariskan pada anak cucu. Hingga hal tersebut sudah menjadi lebel maupun ciri khas perempuan dari zaman dahulu. Tetapi seiring berjalannya waktu hal tersebut berubah seiring berkembangnya zaman. Perempuan akhirnya sadar bahwa mereka tidak bisa hanya dianggap lemah maupun hanya sekedar penghias dalam rumah tangga. Mereka akhirnya tersadar bahwa mereka ingin disetarakan maupun mendapat hak yang sama dengan laki-laki. Jika pada zaman dahulu perempuan tidak diharuskan mengikuti pendidikan seperti laki-laki pada umumnya di zaman tersebut, banyak tokoh perempuan pada zaman dahulu, yang meminta hak dan kesetaraan yang sama agar perempuan bisa bersekolah dan dapat bekerja dan mendapat hak yang sama sebagai sesama manusia.

Misalnya saja tokoh pergerakan perempuan Indonesia pada zaman perjuangan yaitu, Dewi Sartika, dirinya membuat sekolah istri atau sekolah perempuan pertama di Hindia Belanda (Indonesia). Kemudian ada R.A Kartini, dirinya dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi, maupun Fatmawati, dirinya dikenal tokoh pergerakan kemerdekaan nasional sekaligus istri dari Bung Karno (Presiden Pertama Indonesia). Selain itu, Fatmawati adalah orang yang menjahit Bendera Nasional Negara Indonesia. Seiring berjalan nya waktu dan merdekanya negara Indonesia, perempuan di Indonesia semakin sadar bahwa perkembangan teknologi dan zaman modernisasi menjadi pemicu peningkatan kesadaran akan pentingnya pendidikan agar mereka dapat berkembang.

Pendidikan yang diperoleh perempuan akan membawa dirinya menjadi sejajar dengan kaum laki-laki dan mampu berkontribusi masa depan maupun perubahan negara Indonesia. Perempuan yang mengenyam pendidikan yang tinggi, maka kualitas perempuan tersebut semakin dihargai oleh kalangan masyarakat luas. Hal tersebut dapat kita lihat saat ini, banyak perempuan sekarang bekerja sebagai Bidan, Polisi, Dokter, Atlit dan sebagainya. Bahkan pemerintah pun membuka seluas-luasnya kesempatan perempuan untuk bekerja di pemerintahan. Menjadi penguasa pada suatu wilayah maupun dapat mengisi kedudukan pada berbagai instansi pemerintah. Hal inilah yang menjadi upaya pemerintah agar perempuan dapat berpartisipasi dalam pembangunan nasional.

Sehingga saat ini posisi perempuan dapat sejajar  dengan laki-laki. Tetapi tidak semuanya berjalan dengan mulus, ternyata ada sebagian maupun beberapa kaum laki-laki tidak terima dengan kesejajaran perempuan dengan mereka. Mereka masih menggangap bahwa perempuan hanyalah orang lemah maupun hanya sekedar orang yang berada di bawah laki-laki. Ketidakadilan gender tersebut yang berasal dari keyakinan masyarakat yang masih menganut pemikiran zaman dahulu, oleh sebab itu banyak perempuan yang memperjuangkan hak dan kesetaraan dirinya melawan diskriminasi gender. Mereka tergabung dalam suatu kaum Feminis yang memperjuangkan hak dan kesetaran dirinya sebagai manusia yang sama dimata Tuhan.

Mereka bergerak untuk mendapat pengakuan dan perlakuan yang sama. Oleh sebab itu kaum feminis selalu mencoba menghilangkan pemikiran maupun pelabelan yang berasal dari zaman dahulu. Peran dan posisi perempuan hingga saat ini terus berubah mengikuti zaman dan akan selalu berubah cara pandang kita terhadap perempuan, timbulnya persaingan perempuan dengan laki-laki dalam menjalani hidup maupun dalam rangka membangun bangsa dan negara Indonesia ini.

Mungkin saja di masa depan nanti laki-laki akan tersingkirkan oleh perempuan dikarenakan jumlah laki-laki yang sedikit dibandingkan perempuan maupun semakin berkembang dan melek nya perempuan akan posisinya sebagai mahkluk yang sama dengan laki-laki. Ataupun pada masa depan nanti perempuan akan membalaskan dendamnya atas perlakuan laki-laki terhadap dirinya maupun penyiksaan mereka pada zaman dahulu. Tetapi itu bisa saja hanya anggapan semata, karena butuh proses dan waktu yang lama agar hal tersebut terjadi.


REFERENSI:

https://id.wikipedia.org/wiki/Perempuan diakes pada tanggal 24 Agustus 2019 pukul 02:00 WIB.


Komentar