Review Film “The Devil Wears Prada” (2006)

 


Review Film

“The Devil Wears Prada” (2006)

Oleh: Byrosse (Sosiologi 2023)

 

Film hollywood drama komedy menawarkan kombinasi yang unik dalam menghibur sekaligus bermakna dimana selain menarik perhatian penonton, juga kerap kali menyelipkan pesan-pesan moral, kritik sosial, atau terkadang refleksi kehidupan yang mungkin saja relevan dengan realitas masyarakat. yaitu, The Devil Wears Prada. film hollywood drama comedy yang dirilis tahun 2006 ini merupakan adaptasi dari novel karya Lauren Weisberger, disutradai oleh David Frankel dan diproduksi oleh Wendy Finerman. film ini dibintangi oleh  Meryl Streep, Anne Hathaway, dan Emily Blunt. keberhasilan The Devil Wears Prada dalam meraih berbagai penghargaan termasuk nominasi Oscars dan Golden Globe, telah mengukuhkan statusnya sebagai sebuah karya klasik dalam budaya pop. pengaruh The Devil Wears Prada terus terasa hingga ini, tidak hanya melalui sederet penghargaan yang diraih, tetapi juga melalui dialog-dialog ikonik yang menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya pop. 

 

Film ini mengisahkan tentang Andy Sachs (Anne Hathaway) sebagai seorang wanita muda fresh graduate yang ambisius sangat memimpikan dirinya sebagai seorang jurnalis di sebuah perusahaan majalah terkenal. tanpa pengalaman di dunia fashion, akhirnya Andy mendapatkan pekerjaan sebagai asisten pribadi dibawah editor-in-chief majalah high fashion Miranda Priestly (Meryl Streep). selama perjalanan karir nya di bawah tekanan yang diberikan oleh Miranda dan koleganya yaitu Emily (Emily Blunt), Andy pun harus bertahan dan mampu beradaptasi dengan budaya kerja di perusahaan tersebut yang segala sesuatu harus cepat dan berjalan lancar tanpa kesalahan apapun seperti yang diharapkan oleh Miranda Priestly yang terkenal sangat dingin dan perfeksionis. 

 

Miranda Priestly sebagai sosok yang ditakuti dan disegani dalam dunia fashion karena sikapnya dan bekerja untuknya mungkin menjadi mimpi buruk bagi banyak orang. Awalnya, Andy mengalami struggle dengan tuntutan pekerjaan yang diberikan sangat keras dan kerap merasa tidak dihargai atas kontribusinya. namun, seiring berjalannya waktu, Andy mulai terbiasa dan beradaptasi dengan budaya kerja Miranda. sehingga, perlahan Andy mengalami perubahan dirinya seperti penampilannya lebih modis,glamour, lebih mengetahui dunia fashion dari yang sebelumnya tidak peduli akan hal itu. dan berhasil menavigasi tekanan pekerjaan yang diberikan dengan baik. namun, keberhasilan Andy di dunia fashion mulai memasuki dan memengaruhi kehidupan pribadinya, termasuk hubungan dengan pacarnya, Nate. dan sahabat-sahabatnya. Andy kemudian dihadapkan pada dilema antara mengejar karier di industri yang tidak sesuai dengan nilai-nilai hidupnya atau mempertahankan prinsip dan relasi pribadinya. 

 

Konteks realitas di dunia kerja industri fashion/media. 

 

Film ini secara tidak langsung mencerminkan realitas di masyarakat dalam konteks dunia kerja, ambisi karier, dan pengorbanan pribadi. sutrada berhasil menyampaikan sosok miranda priestly sebagai tipe atasan yang perfeksionis dan sulit dihadapi, seperti Andy yang sering dialami oleh karyawan yang bekerja di bawah tekanan dan tuntutan tinggi terutama di industri yang kompetitif seperti fashion, media, atau perusahaan besar lainnya. film ini berhasil menyoroti bagaimana tekanan tersebut dapat berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional karyawannya yang harus memungkinkan untuk mampu beradaptasi dengan budaya kerja masing-masing perusahaan dan bertahan di dunia kerja yang keras. 

 

Tentang pengorbanan kehidupan pribadi

 

Hingga akhirnya seperti gambaran sosok Andy yang harus memilih antara karier dan kehidupan pribadi, hal ini mungkin banyak ditemui dan dirasakan oleh beberapa tenaga profesional di mana merasa terjebak antara ambisi profesional mengejar karier walaupun bertentangan dengan nilai-nilai pribadi dan keinginan pula untuk menjaga relasi pribadi dengan keluarga, teman, atau pasangan dan menjadi diri kita sendiri. hal ini lah yang menjadikan tekanan untuk menjadi yang terbaik dalam karier membuat pengorbanan ini menjadi semakin nyata. meskipun kadang-kadang harus mengorbankan kebahagiaan dan keseimbangan hidup. 

 

Perubahan nilai-nilai pribadi demi kesuksesan.

 

Dalam scene digambarkan Andy mulai mengubah penampilannya menjadi sosok yang mewah, mahal, glamor untuk menyesuaikannya dengan dunia fashion. scene ini dengan kata lain menggambarkan individu yang terkadang merasa perlu untuk merubah dirinya sendiri agar dapat diterima dan dihargai di lingkungan kerja tertentu. hal ini dapat menjadi cerminan kenyataan banyak orang yang merasa tertekan untuk bagaimana caranya  terus bisa menyesuaikan dirinya dengan standar sosial atau budaya kerja yang telah ditentukan, bahkan jika harus meninggalkan nilai-nilai pribadi. 

 

Kritik budaya konsumerisme di industri fashion. 

           

Film ini menyinggung bagaimana dunia fashion itu selalu dipenuhi dengan kemewahan, glamor, dan eksklusivitas namun sering kali dangkal. sehingga, kritik tentang hal ini menjadi sangat relevan dalam dunia nyata, di mana sering menciptakan tekanan-tekanan sosial untuk bagaimana terus mendampingi dan mengikuti tren-tren yang sedang terjadi saat ini, mengutamakan penampilan, dan mengkonsumsi produk-produk mewah yang terkadang di sisi lain melupakan aspek yang lebih bermakna.

 

Secara keseluruhan, The Devil Wears Prada ini kemudian menjadi film atas refleksi dilema-dilema yang dihadapi banyak orang dalam mengejar kesuksesan di masyarakat modern, di mana terdapat tuntutan karier, gaya hidup, dan ekspetasi sosial yang sering kali berbenturan dengan nilai-nilai pribadi dan kehidupan yang seimbang. The Devil Wears Prada berhasil memberikan pandangan tajam mengenai dunia fashion yang penuh ambisi, glamour dan pengorbanan. 

 

Film ini mulai dikembangkan kembali setelah rilis beberapa tahun yang lalu, di mana akan diproduksi oleh Disney dengan penulis naskah Aline Brosh Mckenna dan produser Wendy Finerman yang sedang ditunggu untuk kembali memegang projek dramedy ini. rencananya The Devil Wears Prada 2 akan mengisahkan Miranda yang berada di ambang kariernya ketika terjadi penurunan penjualan majalah cetak, Streep dan Blunt dikabarkan akan kembali memerankan peran, namun keterlibatan Anne Hathaway masih belum bisa dipastikan. 

Komentar